Tim pemenangan dari empat calon kades segarajaya tarumajaya kab.Bekasi Jawa Barat, telah memasuki babak akhir dalam masa kampanye calon kades hingga minggu 26 agustus 2018 akan datang.
Berbagai carapun dilakukan oleh masing masing calon kades dan para tim pemenangan nya pada masa kampanye kades tahun ini.Seperti mengeluarkan modal besar yang berkisar dari ratusan juta hingga miliaran rupiah demi meraih jabatan sebagai kepala desa adalah suatu kewajiban pada umumnya di pesta pilkades enam tahunan ini. Lantas dengan modal yang begitu besar apakah gaji sebagai kepala desa dapat menutupi uang yang sudah dikeluarkan? Belum tentu, sebab mengingat gaji dan tunjangan masing masing kepala daerah pada satu kabupaten dan kabupaten lain nya berbeda-beda , tergantung dari pendapatan daerah itu masing masing juga hasil regulasi perimbangan APBD pemerintah kabupaten dan provinsi.
Baik, saya tidak akan bahas soal rincian gaji yang di dapat kepala desa lantaran persoalan itu memang tidak mungkin dibahas, karena minimnya data penulis. Lalu apa penyebab antusiasme masyarakat tetap tinggi untuk maju dan bertarung menduduki kursi kepemimpinan desa?. Masing masing calon kades memiliki motivasi sendiri sebagai dorongan kepercayaan diri memimpin sebuah desa. Dan saya yakin motivasi dari semua calon kades adalah untuk membangun,memberdayakan dan memajukan suatu desa yang dipimpin .
Akan tetapi tidak menafikan ada sedikit motivasi keliru mewarnai momen pilkades di tiap desa. Lantaran modal besar untuk ongkos duduk di kursi kades terbilang fantastis.
Mungkin mulai dari ingin merubah nasib dari hasil menjual harta warisan, Ambisi akan kekuasaan, Menaikan kedudukan sosial keluarga besar, dan banyak lagi karena tiap tiap orang memiliki motivasi yang berbeda. Meskipun memang secara individu masih ada yang tulus ingin menjadi penyambung aspirasi warga.
Tahun ini ada empat calon kades segarajaya akan bertarung pada pilkades 26 agustus 2018 mendatang.
Dari ke empat bakal calon kades salah satunya adalah nomer urut 2 sebagai petahana pengganti kades sebelumnya H.Muhammad Sargan. Lalu dua yang lain nya terbilang baru dan satu calon selanjutnya adalah peserta di pemilu kades periode sebelumnya pada masa kepemimpinan pendahulu petahana saat ini.
Kali ini sekedar asumsi masyarakat di era milenial untuk melihat jeli barometer pengeluaran anggaran masing masing calon kades.
Bukan tidak mungkin dana yang disiapkan dan dikeluarkan dari para calon kades, luar biasa akan banyak untuk kampanye masing masing calon kades. Terlebih apabila saat ini adalah tokoh baru dalam pertarungan pikades, maka akan banyak dana yang di butuhkan untuk keperluan sosialisasi kepada masyarakat, dari mulai pengadaan alat peraga berupa atribut kampanye . keperluan mobilasasi masa . dan keperluan logistik serta konsumtif kampanye calon kades yang baru.
Lalu bagaimana dengan peserta pikades dari periode kampanye enam tahun lalu?
Bila ongkos kampanye saat ini dan yang dahulu di jumlahkan, maka total ongkos yang di keluarkan oleh peserta pilkades periode enam tahun lalu. Justru jadi yang paling besar saat ini. Bahkan boleh jadi melebihi ongkos ke tiga calon kades lain nya di tahun ini.
Dan Bagi petahana, Perihal ongkos untuk maju pada pertarungan ini malah akan lebih ringan,tetapi bukan berarti tidak besar, dalam hal ini tim pemenangan dari kubu petahana tidak terlalu sulit bersosialisasi dan upaya konsolidasi masa kampanye. ini lantaran petahana sudah memiliki elektabilitas yang mumpuni saat menjadi pemimpin beberapa bulan terakhir, cukup dilihat dari hasil kerja petahana yang membangun desa dari jalan desa ke desa, dari gang desa ke gang desa, dari pembangunan dan penambahan sarana dan prasarana pendukung layanan pemerintahan juga desa.
Dari hasil kerja selama periode memimpin inilah yang membuat ringan ongkos kampanye petahana untuk urusan sosialisasi ke masyarakat.
Lantas, Bagaimana calon kades yang lain ? Inilah yang menjadi pertanyaan besar nya. Sebagai masyarakat milenialis, balik modal pada kompetisi politik daerah seperti pilkades bukan hal yang tabu lagi untuk jadi pembahasan dan pertimbangan pemilih masa kini. Lantaran semakin mengeluarkan modal besar semakin sulit dibedakan mana yang motivasi dan mana yang ambisi semata.
Masyarakat faham betul siapa dari calon kades yang sudah menghabiskan dana fantastis di pilkades periode saat ini.
Lalu bagi masyarakat masa kini, bila bicara Visi dan misi yang ditawarkan calon kades sekarang ini, sudah bukan lagi di persepsikan sebagai sebuah harapan, melainkan lebih ke sebuah kata kata fiksi janji janji manis para petarung jabatan politik.
Program kongkrit,figure pemimpin muda berbakat dan rekam jejak prestasi adalah syarat wajib yang dibutuhkan untuk pemilih di era milenial ini.
Dan sebagai masyarakat milenial Saya berharap positif pada pikades tahun ini.
Kembalinya petahana untuk bertarung pada pikades 2018. Lantaran motivasi melanjutkan membangun desa segarajaya dengan program yang sudah berjalan seperti realita perubahan wajah desa saat ini, lalu menyelesaikan dan menyempurnakan pekerjaan kades sebelumnya yang notabene adalah ayah nya Alm.H.M.Sargan. sebagai Figure yang di akui sebagai pemimpin dengan prestasi cemerlang di tahun 2015, sebab telah mengantarkan segarajaya jadi pemenang lomba desa tingkat kabupaten.
Akhir kata dari penulis. Semoga semua calon kades yang bertarung pada pikades segarajaya 2018 ini. Memiliki motivasi membangun desa dengan gagasan positif nya masing masing.
Dan semoga para pemilih lebih cermat dalam menggunakan hak suara, bukan lantaran di intervensi keluarga dan kekerabatan di lingkungan sosial, hingga akhirnya salah ambil sikap untuk demokrasi bebas memilih.
Hindari membuat suara masyarakat jadi tidak di dengar bila salah memilih pemimpin di masa depan, lantaran suara masyarakat sudah di beli di masa kini.
PILKADES adalah momen demokrasi yang menentukan bagaimana desa kedepan nya. Apakah akan lebih maju atau malah lebih mengalami kemunduran. Dan hal itu dapat di tentukan di bilik suara pada 26 agustus 2018.
M_d.
Komentar
Posting Komentar